Makassar -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah, KH Syuhada Bahri menempatkan dakwah pada posisi yang mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dakwah menjadi gerakan sosial yang paling teguh dan eksis mewujudkan masyarakat sejahtera.
Gerakan lain yang juga berupaya mewujudkan masyarakat sejahtera banyak yang tumbang. Gerakan sosialisme yang radikal bercita-cita menghapuskan ketertindasan justru tumbang di beberapa negara, bahkan di negaranya sendiri, Uni Soviet.
"Untuk memaksimalkan fungsi dakwah, diperlukan strategi yang kuat," papar Syuhada, saat menyampaikan tausiyah umum, di gedung LAN Antang, 22 Januari kemarin.
Syuhada mengutip ungkapan Ibnu Qayyim, bahwa kejahatan yang terstruktur dan terorganisasi pasti dapat dikalahkan gerakan dakwah yang juga terstruktur dan terorganisir dengan baik. Gerakan dakwah masa kini harus melalui media yang stategis.
"Jangan hanya dakwah di mimbar. Kita perlu melahirkan politisi yang da'i, pebisnis yang da'i, dokter yang da'i, dan insinyur yang da'i," imbaunya.
Bahkan, untuk lebih memaksimalkan fungsi dakwah, yakni amar ma'ruf nahi mungkar, diperlukan sinergitas antara ulama dan umara (pemerintah, red). "Ulama bertugas melakukan amar ma'ruf (menyuruh untuk kebaikan, red), dan umara bertugas dalam nahi mungkar (mencegah kejahatan)," imbuhnya.
Tausyiah Umum yang dilaksanakan 22 Januari kemarin, bagian dari rangkaian pelantikan dan rapat kerja Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Sulsel periode 2010-2014.
Syuhada tak hanya memberi tausiyah. Ia juga melantik pengurus baru DDI Sulsel antara lain, Prof Asaad Maidin sebagai ketua umum, dan Sjaiful Kasim, wakil ketua I.
Mantan ketua KPID Sulsel, Aswar Hasan, juga jadi pengurus DDI Sulsel menjabat wakil II. Selain itu, menempati posisi sekretaris, Purnama Irianto Asadih. Prof Alimin Maidin dan Irwan Hasbi masing masing menjabat wakil sekretaris I dan II.
Jumat, 18 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkomentar...